Sunday 29 November 2009

Menembus waktu


Jika Anda kembali ke masa lalu dan bertemu dengan kedua orang tua saat
masih muda, niscaya Anda tidak dapat mencegah atau menggagalkan
kelahiran Anda. Tapi jika tidak sengaja melakukannya, mungkin hal
tersebut bisa saja terjadi. Suatu model kuantum dapat menerangkan hal
tersebut.
Para ilmuwan berspekulasi bahwa perjalanan menembus waktu dapat
dilakukan dengan suatu lingkaran umpan balik di mana mengembalikan
gerakan mungkin dilakukan. Tapi hanya bisa mengulangi jalan yang telah
dilalui hingga saat ini. Dengan kata lain, Anda dapat kembali ke masa
lalu dan berjalan-jalan, tapi jangan berharap dapat melakukan sesuatu
yang akan merubah masa depan yang Anda tinggalkan sebelumnya.
Ahli fisika Daniel Greenberger dari City University of New York dan
Karl Svozil dari Vienna University of Technology dari Austria
menunjukkan sifat-sifat teori kuantum yang memastikan bahwa perjalanan
menembus waktu tidak dapat merubah keadaan saat ini, meskipun misalnya
seseorang berhasil kembali ke masa lalu.
Walau berdasarkan hukum fisika memungkinkan dilakukannya perjalanan
menembus waktu, konsep tersebut sarat dengan kontradiksi. Yang
membingungkan, jika Anda kembali ke masa lalu, berarti ada kemungkinan
dapat melakukan sesuatu untuk merubah keadaan saat ini. Dengan
melakukan perubahan tersebut sama saja menggagalkan arti perjalanan ke
masa lalu sebab yang menjadi patokan adalah keadaan saat ini. Jika
perubahan dapat dilakukan, berarti ada kemungkinan dua keadaan 'saat
ini.' Inilah paradoks yang dimaksud.
Kesimpulannya ada dua pilihan, perjalanan menembus waktu tidak mungkin
dilakukan atau sesuatu mencegah terjadinya perubahan.
Bagi kita, pilihan yang pertama lebih masuk akal. Tapi teori
relativitas umum Eistein menjadi pijakan ilmuwan untuk mempercayai
kemungkinan yang kedua.
Sesuai pendapat Einstein, ruang waktu dapat kembali dengan sendirinya.
Sehingga, secara teori memungkinkan seseorang untuk bertemu dengan
dirinya yang masih muda di masa lalu.
Sebuah tim beranggotakan para ahli fisika dari AS dan Austria
mengatakan bahwa situasi ini dapat terjadi hanya jika terdapat
perlindungan secara fisik yang bekerja untuk melindungi keadaan saat
ini dari perubahan.
Hukum Tak Wajar
Para peneliti mengatakan bahwa pelindung ini ada karena hukum tak
wajar yaitu mekanika kuantum. Perilaku kuantum dikendalikan oleh
kemungkinan (probabilitas). Sebelum sesuatu dapat diamati, terdapat
sejumlah kemungkinan yang berhubungan dengan sebuah keadaan. Tapi
sekali saja pernyataan tersebut dapat terdefinisi, itulah satu-satunya
kemungkinan dan menggagalkan kemungkinan yang lain.
Gambarannya begini, jika Anda mengetahui keadaan saat kini, Anda tidak
dapat merubahnya. Sebagai contoh, jika ayah Anda masih hidup sekarang,
hukum kuantum alam semesta menyatakan bahwa tidak ada kemungkinan ia
mati di masa lalu. Melalui jalan yang sama, masa kini menjelaskan
semua kemungkinan di masa lalu. Karena ayah Anda masih hdup sekarang,
tidak ada kemungkinan yang menyatakan bahwa ayah Anda bisa meninggal.
"Jika tidak diketahui seseorang masih hidup sekarang, misalnya
kemungkinan hidup hingga sekarang hanya 90 persen, bisa jadi Anda
dapat membunuhnya saat kembali ke masa lalu. Tapi jika Anda mengetahui
bahwa ia masih hidup, tidak mungkin Anda dapat membunuhnya."
Dengan kata lain, kalau nantinya dapat melakukan perjalanan menembus
waktu dengan tujuan membunuh seseorang dan melihatnya sedang gembira
duduk di kursi saat ditinggalkan, tentu saja hal tersebut tidak dapat
dilakukan. Sesuatu pasti akan mencegah Anda untuk berencana
membunuhnya.
"Anda kembali untuk membunuh seseorang, tapi datang setelah ia keluar
dari ruangan dan tidak dapat menemukannya, atau Anda memang berubah
pikiran," kata profesor Greenberger menjelaskan
kemungkinan-kemungkinan yang dapat mencegah perubahan. Anda tidak akan
mampu membunuhnya karena fakta bahwa ia masih hidup sekarang akan
melawan semua keinginan Anda.
"Mekanika kuantum memang membingungkan antara sesuatu yang mungkin
terjadi dan yang telah terjadi," kata Profesor Dan Greenberegr dari
City University of New York.
Meskipun demikian, model baru yang menggunakan hukum mekanika kuantum
memecahkan masalah paradoks yang banyak diperdebatkan dalam perjalanan
ke masa lalu. Hanya saja, secara tradisional hukum tersebut tidak
dapat digunakan untuk menghitung waktu baliknya.

2 comments:

  1. Kalau bisa tamasya kemasa lalu, cukup jadi penonton saja, tidak usah negadakan interaksi dengan siappun sehingga sejarah tidak akan berubah.

    ReplyDelete
  2. Kalau bisa bertamasya kemasa lalu, cukup jadi penonton atau pengamat saja, tidak usah mengadakan aksi dan berinteraksi dengan siapapun juga sehingga tidak akan merubah sejarah yang telah ada.-

    ReplyDelete

Categories

HANDPHONE (6) INTERNET (1) JARINGAN (3) KOMPUTER (6) MISTERI (1) printer (4) SOFTWARE (1) TEKNOLOGI (1) Umum (1)